Ingin Magang di Startup – Mahasiswa tingkat akhir program studi tertentu biasanya diwajibkan melakukan magang di suatu perusahaan. Dengan maraknya startup di Indonesia, mahasiswa pun kini punya pilihan untuk magang selain di korporat.
Nilai lebih magang di korporat adalah nama besar dari perusahaan tersebut. Sedangkan di startup, karena skala perusahaannya relatif kecil, kamu punya kesempatan menjadi bagian penting dari tim layaknya staf full time.
Ketika kamu berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik, kamu akan punya bekal pengetahuan yang dapat diterapkan di tempat kerja lain. Kamu pun dapat mengamati bagaimana cara kerja startup yang, mungkin saja, menginspirasi kamu mendirikan startup sendiri
Melakukan magang di startup tak ubahnya magang di perusahaan besar. Ada tahap-tahap yang harus kamu lalui. Apa saja? Berikut adalah beberapa hal yang perlu kamu perhatikan, sebelum mengirimkan lamaran magang ke startup.
1. Cari startup yang relevan
Bidang usaha startup berbeda-beda. Sebut saja developer aplikasi, e-commerce, atau media seperti Tech in Asia. Kamu perlu mencari tahu apakah startup incaran kamu bergerak di bidang, atau setidaknya membuka posisi magang, yang relevan dengan kuliahmu.
Biasanya, startup yang menerima mahasiswa magang memasang info lowongan di situs mereka, seperti yang dilakukan oleh marketplaceTokopedia atau Mirum Agency.
“Semua posisi yang ada di Mirum Agency kita buka magangnya, kecuali Strategy,” jelas Dimas Novriandy, Head of Business Development Mirum Agency, sebuah startup intergrated digital agency.
Namun ini bukan aturan baku. Ada juga yang tidak mencantumkan informasi apa-apa. Kalau pun ada, seperti Mirum Agency, seringkali tidak menyebutkanposisi apa saja yang dibuka.
Jika itu yang terjadi, jangan ragu untuk menghubungi startup tersebut, baik lewat e-mail atau metode lain yang disediakan di situsnya. Lewat media sosial pun rasanya tidak ada salahnya, selama bahasa yang digunakan tetap bersahabat.
Ada baiknya bila kamu menghubungi beberapa startup sekaligus, untuk berjaga-jaga jika ada startup yang tidak merespons.
2. Sebutkan posisi yang kamu mau
Setelah mengetahui posisi magang yang ada, langkah selanjutnya adalah mengirim lamaran. Perlu diingat, kamu wajib menyebutkan posisi magang yang kamu inginkan. Logikanya, jika kamu apply posisi tertentu, tentunya itu didasari atas keahlian akademis kamu.
Startup pun mencari tenaga magang yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Karena yang mengajukan lamaran magang bukan hanya satu atau dua orang, penyebutan posisi akan memudahkan startup saat penyortiran.
“Tidak menyebutkan posisi yang dilamar akan menjadi kendala, karena kami tidak tahu apa expertise (keahlian)-nya. Juga, dia ingin belajar atau mendapatkan experience (pengalaman) apa selama internship?” ujar Ken Ratri Iswari, CEO GeekHunter, startup yang bergerak di bidang konsultan rekrutmen tenaga IT.
3. Siapkan komitmen
Seperti sudah disinggung di atas, saat hari pertama bekerja, kemungkinan besar startup akan langsung memperlakukan kamu layaknya bagian dari tim inti mereka. Otomatis, kamu akan dituntut berkomitmen, baik dari sisi waktu dan sumbangsih kamu dengan pekerjaan.
Jadi, sebelum melamar magang di startup, pastikan kalau kamu sudah siap berkomitmen dengan tugas yang nanti diberikan. Jangan mengharapkan pekerjaan yang santai dan banyak waktu luang untuk mengakses media sosial, kecuali kamu memang ditempatkan membantu tim Social Media Strategist startup tersebut.
Meski terdengar berat, ada banyak manfaat yang bisa kamu ambil dengan magang di startup. Mulai dari networking, kesempatan langsung bertemu dan mencuri ilmu dari para founder, hingga kemampuan softskill dan hardskillyang mungkin tak sebanyak yang akan kamu dapatkan saat bekerja di korporat.
Bagaimana, tertarik mencoba magang di startup?
Post A Comment:
0 comments: